Sunday, December 12, 2010

Titrasi Iodatometri dengan Indikator Kloroform

Titrasi iodiometri (sepertinya) adalah titrasi dengan iodium. Dalam titrasi iodiometri dikenal titrasi iodimetri, iodometri, dan iodatometri. Yang akan saya tuliskan di sini adalah titrasi iodatometri.

Pertanyaan standar baik untuk tes awal praktikum maupun soal ujian mengenai titrasi iodiometri ini adalah:
Apakah perbedaan titrasi iodimetri, iodometri, dan iodatometri

Secara singkat, perbedaannya adalah "iodium"nya. Pada titrasi iodimetri, iodium digunakan sebagai peniter langsung; pada titrasi iodometri, iodium dihasilkan dari reaksi; pada titrasi iodatometri... hmmm dihasilkan iodium juga dan terjadi perubahan I2 menjadi I+ dan peniter yang digunakan adalah iodat.

Salah satu modul pada praktikum AFA adalah titrasi iodatometri. Titrasi ini merupakan metode yang katanya sih jadul. Saat praktikum atau kuliah mungkin tidak terlalu memperdulikan kejadulan metode ini.. Tapi saat menghadapi surat kontrak ujian apoteker dan mendapatkan titrasi iodatometri pasti peserta ujian langsung pusing 7 keliling, karena yaaa... tidak mendapatkan pustakanya.. Silakan saja tanya mas Google, apakah Anda mendapatkan jawaban yang memuaskan? Hmmm.. sepertinya tidak :D

Saya tidak ingat 5 tahun yang lalu apa sampel yang diberikan asisten untuk titrasi iodatometri yang saya lakukan.. Jika tulisan yang saya buat tidak salah, sampel yang saya dapatkan adalah hidrogen peroksida (H2O2). Hampir saja saya memberikan sampel ini pada junior saya. Tapi tidak jadi karena kata rekan saya, tidak adil jika menggunakan hidrogen peroksida karena zat tersebut mudah terurai. Jadi, mengikuti saja yang tertulis di modul.. " Penentuan Iodida"... Dengan begitu, sampelnya adalah Kalium iodida (KI).

Pada prosedur penentuan iodida menggunakan metode iodatometri, titrasi dilakukan dalam suasana asam, peniter yang digunakan adalah kalium iodat dan indikator yang digunakan adalah kloroform. Titik akhir titrasi ditandai dengan menghilangnya warna ungu pada lapisan organik. Saat melakukan penelusuran mengenai reaksi ini.. saya menemukan sesuatu hal yang menarik. Seharusnya saya dapatkan 5 tahun lalu, tapi entah kenapa rasanya 5 tahun yang lalu tidak ada pembahasan soal ini..... Saya tahu mengapa titik akhir titrasi ditandai dengan menghilangnya warna ungu pada lapisan organik.. Hahahaha, telat banget sih :P

Kuncinya adalah :
Iodium larut dalam kloroform dan membentuk larutan berwarna ungu
Perhatikan tahapan reaksinya...
Sebelum titrasi:5I- + 6H+ tidak ada I2 yang terbentuk
kloroform tidak berwarna
Saat mulai titrasi: IO3- +
5I- + 6H+ ↔ 3 I2 + 3H2O mulai terbentuk I2 mulai muncul warna ungu pada lapisan organik (kloroform)
Reaksi terus berlanjut: IO3- + I2 + 6H+ ↔ 5I+ + 3H2O I2 yang terbentuk pada reaksi sebelumnya dikonsumsi oleh iodat sehingga I2 habis warna ungu pada lapisan (organik) hilang.

Nah, kalau disuruh jelasin kenapa indikasi titik akhirnya begitu, sekarang bisa dong jelasinnya...

Waktu praktikum itu, ada anak yang nanya, "Kenapa titik akhir titrasinya bukan saat terbentuknya warna ungu?", mengingat kebanyakkan titrasi kan gitu.. waktu terjadi perubahan warna pertama kalinya itulah titik akhir titrasinya.

Jadi begini... saat warna ungu pertama kali terbentuk, iodida yang berada dalam sampel belum tertitrasi semua (reaksi belum sempurna). Dengan menggunakan indikator kloroform, tidak dapat dideteksi habisnya iodida (I-)tetapi dapat mendeteksi habisnya iodin (I2). Oleh karena itu, titik akhir titrasi yang digunakan adalah saat seluruh iodin telah bereaksi.

Jangan lupa, reaksi titrasi di atas berjalan dalam 2 tahapan. Sehingga untuk pengolahan data, 2 tahapan reaksi tersebut harus dijumlahkan terlebih dahulu.

Semoga berguna :)

Artikel Terkait/Related Articles



1 comments:

Unknown said... Reply

makasih yaaah buat ilmunya :D

Post a Comment

Please feel free to comment

and please click Subscribe by Email to be notified for upcoming comments.