Monday, January 24, 2011

Spektroskopi UV-Vis, sebuah outline

Praktikum Spektroskopi UV-Vis ini terdiri dari 2 percobaan yaitu penetapan kadar dan penentuan titik isosbestik. Namun, setelah saya pikir-pikir kembali.. isi praktikum itu bukan hanya sekedar 2 topik tersebut, tetapi lebih luas. Agar poin-poin tersebut tercapai, tentu saja peran asisten sebagai pengarah adalah sangat besar. Karena tidak semua asisten mengetahui poin-poin tersebut (saya saja baru sadar akan poin-poin tersebut setelah mengalami TA, ujian apoteker).

Poin-poin penting saya sadari sebenarnya ada dalam praktikum ini adalah:

  1. Rangkaian kontrol kualitas (Quality Control)
    Penggunaan spektrofotometri UV-Vis dalam kehidupan nyata salah satunya adalah digunakan dalam kontrol kualitas (Quality Control). Dalam serangkaian kontrol kualitas ini terdapat paling tidak 3 hal ini, penyiapan sampe; Uji identifikasi; Penetapan Kadar.

    Penyiapan sampel
    Sampel harus diperlakukan sedemikian rupa agar proses analisis dapat dilakukan. Cara yang paling sederhana misalnya adalah proses pelarutan, pengenceran.

    Analisis kualitatif (Uji identifikasi)
    Penting untuk mengetahui apakah analit yang kita analisis itu sesuai dengan yang kita ingingkan. Identitas suatu senyawa menggunakan spektrofotometri UV-Vis dapat diketahui melalui parameter: panjang gelombang puncak maksimum, nilai absorptivitas, bentuk spektrum.

    Analisis kuantitatif (Penetapan kadar dengan one point dan multiple point method)
    Penentapan kadar menggunakan instrumen seperti spektrofotometri UV-Vis ini adalah metode penetapan kadar komparatif, artinya diperlukan suatu pembanding yang telah diketahui kadarnya. Berbeda dengan penentapan kadar dengan metode titrasi yang bersifat absolut (jumlah senyawa dari dalam sampel dapat diketahui tanpa adanya pembanding).

    Yang dibandingkan adalah respon sampel terhadap respon pembanding. Dalam proses membandingkan ini dapat digunakan 2 metode yaitu membandingkan dengan 1 titik konsentrasi pembanding (one point method) atau dengan beberapa titik konsentrasi pembanding (multiple point method) atau dengan kata lain menggunakan kurva kalibrasi.

    Setelah diketahui konsentrasi sampel tentu saja bisa ditelusuri berapa kadar senyawa tersebut dalam sampel. Contohnya, telah diketahui konsentrasi larutan sampel dari tablet vitamin C, berdasarkan pengenceran yang dibuat, bobot tablet awal, dapat ditentukan jumlah vitamin C yang terdapat dalam tablet. Barulah dihitung persentase kadar vitamin C tersebut terhadap etiket. (Pada bagian ini harap diperhatikan, tidak boleh menghitung persentase langsung dengan hanya membandingkan respon sampel terhadap respon pembanding. Karena.. bukan begitu jalan ceritanya). Dari hasil pengolahan data barulah dapat dibuat simpulan apakah tablet vitamin C tersebut memenuhi persyaratan atau tidak (persyaratan mengacu pada kompendia yang berlaku, contohnya Farmakope Indonesia IV atau USP 32).

  2. Analisis multikomponen
    Pada percobaan penentuan titik isosbestik itu sebenarnya merupakan suatu analisis multikomponen. Oleh karena itu, dalam perhitungannya harus menggunakan perhitungan analisis multikomponen.


  3. Penentuan pKa
    Output lainnya dari percobaan penentuan titik isosbestik adalah penentuan pKa sampel.
Ternyata praktikum 4 jam itu bukan sekedar melarutkan dan menggunakan alat kan? Dengan begini, saya berharap isi laporan dari praktikan juga semakin bermutu. Dari 3 poin di atas saja sudah banyak yang bisa dibahas kan? Jangan malah membahas sejarah alat, komponen alat, sejarah senyawa sampel, efek farmakologi senyawa sampel (walaupun ini di farmasi, tapi pembahasan tersebut tidak berkaitan dengan percobaan).. menurut saya pembahasan seperti itu meaningless.

Semoga praktikum ini berguna :)

Artikel Terkait/Related Articles



0 comments:

Post a Comment

Please feel free to comment

and please click Subscribe by Email to be notified for upcoming comments.